Kreativitas dianggap sampah

Truble | Yasalam
Dari hari jadi minggu bulan jadi tahun ..
Dalam hidup sangatlah dirasa ketegaran dalam hidup memang sangat diperlukan tetapi apa boleh buat kreatifitas dianggap hal konyol untuk dilakukan tetapi itulah hidup. Hidup setara dengan apa yang dianggap perlu atau itu tak perlu lagipula memang itu tidak perlu sama sekali. Anngapan konyol sangat membuat seseorang merubah apa saja yang diperlukan untuk ketergantungan dengan siapa saja yang diperlukan untuk melakukan hal itu apalagi yang akan dilakukan, dan apasaja tyang membuat seseorang berbuat seperti apa yang bisa dianggap orang lain benar.

Sebenarnya hal yang logis bisa dianggap bukan hal biasa, apakah sebenarnya perkataan yang bisa membuat orang menjadi benar, atau tidak benar. Kredible, so alright, mungkin perasaan adalah segalanya yang mempengaruhi yang dianggap perlu. Mingkin tak mungkin bisa menjadi mungkin. Jadi hal yang mungkin itu berubah menjadi tak mungkin, tetapi dengan hal itu maukah diri ini mengatakan hal yang sebenarnya, hal yang dirasakan terpengaruh dan mempengaruhi hati diri.
Orang, orangan, tider, mider, sandal buntut, keburut. Tanpa ada rasa yang mendasari perasaan hati nurani menjadi hal yang logis dan dikatakan tak beraturan dan mahantah. Apakah memang sudah tidak punya rasa?, apakah sudah tertutup perasaan untuk dibagi dengan sesama?, apalagi untuk yang lain. Jika untuk sesame saja sudah tidak punya, apalagi untuk yang lain.

Sabda diri, tanpa ada perasaan untuk bersama apalagi bersatu, hatimu terbuat dari batu. Itulah yang selama ini terjadi. Negeri ini sudah pantas mendapat adzab, katanya.. untuk satu ini apabenar, dan apa sudah tidak ada toleransi.. OZ


Tupukan bertambah setiap hari, apalagi jika sudah lupa dengan kawan, teman terbaik, dengan raja teganya teman sendiri dibuat seperti botol minuman sisa orang dibawahnya dengan sekali tendang atau tepok botol itupun melayang atau ringsek diinjaknya. Raja tega, memang tidak berisi apa-apa, tubuhnya kosong hanya berisi satu saja.

Percaya ngak percaya itulah yang sebenarnya terjadi dan memang ia lakukan. Tak peduli yang lain sudah tinggal badan yang tanpa rasa bila di cubit, takbergerak bila diinjak, takberdaya, itulah sebenarnya gambaran yang selama ini sudah terjadi. Yang lain badan penuh dengan bergumpal-gumpal, berguluing-gulung, berjuntai-juntai, berlembar-lembar, jika memang sudah tidak berhati apa yang ia rasa tetap kurang, dan kurang. Gunung, bukit, lapang, lembah, mungkin dan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Sifat manusia pasti ingin mendapatkan hal yang lebih yang telah ia dapatkan, dan ingin mendapatkan hal yang lebih lagi.

Dan lebihnya tamak, rakus, adalah memang konyol dan tak pantas, sudah seperti sifat binatang. Jika manusia sudah memiliki watak seperti binatang apakah mungkin masih bisa dikatakan manusia. Maka kembali terhadap masing-masing akan dibawa kemanakah hati nurani anda. Terserah, kami kembalikan pada masing-masing, apakah  perubahan akan terjadi, siapa yang bisa menjawabnya. OZ
Hamid | ‎15 ‎Januari ‎2013, ‏‎9:57:50

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Software Menulis Huruf Jawa

Menonaktifkan akun Facebook