Virus Flame membakar Timur Tengah
Ilmu & Teknologi/IPTEK
Teknik
Virus Flame membakar Timur Tengah
Tuduhan yang ditujukan kepada Israel karena dianggap menggunakan Flame untuk menyerang Iran, dengan menggunakan Teknologi perang maya. Eugene Kaspersky bersama para pegawainya melakukan kerja keras untuk menguak virus komputer Flame yang telah mereka temukan. Untuk menganalisa Stuxnet mereka membutuhkan waktu selama enam bulan karena virus ini 20 kali lebih rumit menurutnya.
Negara-negara Timur Tengah sekitar 5.000 komputer sudar terinveksi Virus Flame. Terutama milik perusahaan dan lembaga pendidikan di Iran, Israel, kawasan Palestina, Suriah, dan Sudan. Pakar IT dari Kaspersky Lab belum bisa mengatakan darimana asal virus ini. Mereka mengklaim Flame dapat membajak data, mengubah konfigurasi pada komputer yang terinfeksi, menghidupkan mikrofon untuk menyadap pembicaraan,membuat screen shots, dan merekam isi percakapan saat chatting.
Keandalan dan kompleknya Flame membuat banyak pihak menyebut virus ini merupakan senjada cyber ketiga yang ditemukan menyebar luas setelah Duqu dan Stuxnet yang ditemukan pada dua tahun lalu dan dikembangkan untuk spionase industry. Virus ini menyerang system pengendali pada pabrik atau pembangkit listrik. Sasaran utama Stuxnet adalah instalasi atom di Iran. Hasilnya 1.000 peralatan sentifugaldi instalasi tempat memperkaya uranium Iran di Natanz rusak.
Pemerintah Teheran kala itu menuding Amerika Serikat dan Israel sebagai pengembang virus computer Stuxnet. Dan pada kali ini tuduhan yang sama juga disampaikan ke alamat yamh sama. “Flame memiliki kaitan erat dengan Stuxnet” tulis lembaga yang bertanggungjawab bagi keamanan data Iran.
Pejabat Iran menyebutkan serangan Flame mengakibatkan hilangnya data dalam jumlah yang sangat banyak di sebagian sistem komputer Iran. Virus ini dilaporkan pertamakali menginfeksi malware pada computer Kementerian Minyak Iran.
Uni Telekomunikasi Internasional (ITU), lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsayang mengatur penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, bulan lalu menerima laporan itu. Badan PBB ini kemudian menugasi Kaspresky Lab menduga Flame telah menyebar di Timur Tengah sejak lima tahun lalu. Aksi ini tidak terungkap. Maka ada operasi lain yang sedang berlangsung dan kita tidak tahu selama waktu itu, “kata Schouwenberg, peneliti senior Kaspersky, dan juga virus ini dapat digunakan sebagai mata-mata serta sabotase.
Professor Alan Woodward dari Departemen Komputasi Universitas Surrey mengatakan Flame tidak mungkin dibuat oleh sekelompok remaja nakal atau iseng. “Virus ini besar, rumit, dan didedikasikan guna mencuri data secara sembunyi-sembunyi untuk waktu yang lama, “Professor. Scowenberg mengatakan ada bukti yang menunjukkan kode Flame dibuat oleh Negara yang sama yang merancang Stuxnet dan Duqu. Tim responden Darurat Komputer Iran juga mengaikan hal yang sama. Lembaga ini menuduh Flame merupakan bagian dari pekerjaan intelijen suatu Negara.
Uni Telekomunikasi Internasional (ITU) telah mengeluarkan peringatan bahwa Flame adalah sarana spionase berbahaya dan berpotensi merusak insfrastruktur krisis suatu Negara. “Peringatan cyber yang paling serius yang pernah kami keluarkan oleh kepala cyber Marco Obiso.
Komentator yang berbasis di Amerika Ricard Silverstein menuduh Israel berada dibalik aksi virus Flame. Sumber senior Israel “saya”, kata Silverstein mengatakan bahwa itu adalah produk dari ahli cyber warfare Israel. Silverstein mengaitkan pernyataan Wakil Perdana Menteri Israel Moshe Ya’alon.
Ya’alon tidak mengakui dan membantah tuduhan itu “Radio Angkatan Bersenjata Israel. “Israel diberkati teknologi tinggi dan kami bangga akan teknologi yang membuka semua kemungkinan bagi kami “Ya’alon.
Referensi
Untung widyatmo Telegraph Jerusalem Post. Reuters/CNET
Koran Tempo Jumat, 1 Juni 2012
Komentar
Posting Komentar